Rabu, 28 April 2010

Bahasa & Komunikasi



Ada satu masjid di suatu daerah (tempat kita kerja dulu), khutbah Jum'atnya memakai bahasa Arab total. Awalnya ngga sadar kalau itu khutbah, hingga saat khutbah itu selesai kita baru ngeh !. Ternyata khutbah Jum'at minggu berikutnya jg seperti itu. Nah !
Khutbah mestinya memberi wasiat, mengingatkan, memberi pengetahuan kepada jamaah. Terus, kalau jamaahnya ngga ngerti bahasa Arab bagaimana ? Bukankan jamaahnya semua orang Indonesia ? Lokasinya juga di Indonesia ? Jadi ngga nyambung dan pesan moral serta nasihat itu (sangat mungkin) ngga sampai kan ? Seperti ngajak ngomong orang Jepang pakai bahasa Jawa, dijamin 99,98% orangnya akan bengong !
Bukankan tujuan komunikasi adalah supaya keduabelah pihak saling mengerti ? Kalau cuma satu pihak yang ngerti, apakah itu komunikasi namanya ?
Silakan memakai bahasa "non Indonesia" jika dirasa memang itu yang paling tepat, atau karena padanannya susah dicari, atau untuk menyebut sesuatu jika disebut "biasa" terdengan kurang nyaman atau kasar.
Kami dulu tinggal di lingkungan yang beberapa orangnya masih holland spreken. Tapi mereka bicara hanya saat telpon, itupun dengan teman sebayanya atau jika harus bicara agak rahasia jika didepan anak-anak.
Almarhum Budhe dulu sering komentar, kalau yang lagi spreken di TV bahasa Belanda-nya "belum sampai" !

Beberapa orang kita masih suka (maksain) memakai bahasa asing, tanpa tahu kalau yang dia pakai ngga tepat malah sering bahkan salah. Sayangnya mereka ngga sadar bahwa ada yang (kebetulan) lebih tahu, cuma tidak mau berkomentar supaya tidak mempermalukannya didepan umum.

Mungkin kalau dia habis sholat beginilah bunyi doanya, "Ya Allah, beri kami power untuk bisa me-manage keluarga kami supaya bisa survive". Kedengaran british dan hebat kan ?
Jadi ingat lagunya Zamrud, Asal British !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar