Hal paling utama yang harus dilaporkan kepada warga adalah kondisi kas beserta detail pemasukan & pengeluaran secara transparan bahkan terang benderang. Ini adalah uang warga dan itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan dunia & akhirat oleh pengurus. Kalau tidak, apa kata dunia ?
Kita membagi kas sesuai dengan proporsi dan peruntukannya. Tiap seksi punya alokasi dana masing-masing dan tidak boleh diganggu gugat atau dipakai secara serampangan. Jika tidak, orang cenderung hanya tahu jumlah total uang adalah sekian rupiah saja dan lupa kalau ternyata jumlah tersebut sebenarnya bukan kas murni, karena ada hak tiap seksi dan tiap seksi juga punya keperluan, sesui program jangka pendek dan panjang yang telah ditetapkan. Misalnya seksi PHBN/PHBI perlu anggaran untuk peringatan Isra' Mi'raj, Rajaban atau untuk Peringatan HUT RI, Seksi Perlengkapan dan Olah Raga perlu pembenahan ini dan itu, dsb.
Alhamdulillah sesuai komitment awal, pengurus mampu menepati janjinya untuk tidak membebani warga selain iuran DPL (Dana Pembangunan Lingkungan).
Mudah-mudahan kita tidak pernah kenal istilah kas kosong atau bahkan minus sehingga ada yang harus nombok. Itu karena kita membagi sesuai proporsi masing-masing seksi dan pengelolaan uang secara bijak + teliti.
Prinsipnya sebenarnya sangat sederhana, "membeli/membuat baju harus disesuikan dengan badan kita, bukan badan kita yang harus menyesuaikan diri dengan bajunya". (sederhana tapi benar bukan ?)
Bagaimana mungkin ingin memaksakan membuat sesuatu kalau memang belum mampu, apalagi jika hal tersebut bukan merupakan kebutuhan primer atau bahkan sekunder ?
Lihat grafik diatas, pertumbuhan kas kita meningkat dengan "cukup" signifikan.
(actually, it was incredible !)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar